Aku Masih Bisa Menatapmu Dalam Lantunan Doa-Doaku


Saat aku menunggu senja pergi dan kau menunggu datangnya malam datang, di saat itu kita sering berjumpa sama dalam sebuah perasaan, perasaan yang membuat kita bertanya seolah esok kita tidak tahu cerita apa yang akan kita jumpai, hingga lelap memisahkan di antara kita yang saling merindu esok cepat datang dan mentari menyambut kita dengan bahagia.

Sekian lama kita bersama, canda tawa dan sedih di antara kita masih lekat dalam kening kita, kau pernah membuatku bangun dari jatuhku yang terpuruk, kau pernah menghiasi hidupku yang bahkan tak tahu cara menghiasi diriku sendiri seperti apa, aku pun sama menjadi satu dari bagian bintang yang kau pilih, aku berusaha menjadikan hidup kita terus bahagia walau kadang tak selamanya perasaan kita bahagia.

Kini, aku pamit untuk meninggalkanmu, bukan untuk selamanya meninggalkanmu di peraduan sepi yang tak pernah bisa membuatmu tersenyum, aku harus pergi karena sebuah cita-citaku yang nanti akan menjadi bagian dari perjalanan hidup kita, kau harus yakin kau masih bisa melihatku, kau harus percaya meski mata tak mampu menjangkauku dengan penglihatannya, meski kita mungkin akan jaran bercanda gurau, namun kita tetap bisa saling memanjatkan doa yang terbaik di sela-sela hidup kita, suatu saat aku mendatangimu dan aku jadikan kamu yang paling berharga dalam hidupku.

[Bandung, 27 Juni 2010]

Bagikan

Jangan lewatkan

Aku Masih Bisa Menatapmu Dalam Lantunan Doa-Doaku
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.